Saturday, February 26, 2011

Kamera di Gudang Tua - part 2

Kamera di Gudang Tua
“YA AMPUUUUUUNNN!!!!!!!!!!!!!!! HASILNYA BERBEDA SAMA SEKALI!!!!!! AWALNYA, KAN, TIDAK BEGINIIIIII!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! TIDAAAAAAAAKKKKSSSSSSSSSSSSSSSSS!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” teriak Claudine sekuat tenaga. “Claudine! What’s happening here?” tanya Kak Sally, kakak Claudine. “Sssssttt….. don’t tell this to siapa-siapa, okay?” kata Claudine. “Well, okay. Kenapa, sih?” tanya Kak Sally. “Ini.. kan tadi aku pergi ama si Pat, Darrell and Mandy, trus,….. Iiiiihhhh…kakak kok melotot gitu, sih?” tanya Claudine rada kesal. “Um… Cuma penasaran ajah..” jawab Kak Sally. “Ya udah. Trus,…. Blablablablabla…..” kata Claudine menyelesaikan ceritanya.
“Hey! You guys! C’mon! Come down! Dad buy a new car with Mom! Cepetaaaaaaann!!!!!!!!!!!!!!!!” teriak Kak Maureen. “Oh my! Aku harus bawa kamera di Old Crazy Science’s House!!” kata Claudine. ‘Kak, jangan bilang-bilang, ok?’ tanya Claudine ‘ok!’ jawab Kak Sally.*pake telepati nih, ceritanya.*Sa elahh… Kelebayan..* “Coming!!” teriak Kak Sally. Jepret! Jepret! Suara kamera tua aneh itu. Waaaah.. Mobilnya kilat sempurna. Biru laut yang indah.. Ooooohhhhhhhh………….. Lho??!! Hasil gambarnya beda banget! Masa, mobilnya penyok, lalu kacanya pecah, abis itu,… nggak bisa dibayangin lagi!!!
“Dad! Naikkin, dong, kecepatannya! Kita liat, gimana hebatnya mobil kita!” teriak Kak Sally dan Kak Maureen. “Iya, ya. Yuk!” kata Dad. Perlahan-lahan kecepatan mobil pun naik, dari 50, menjadi 55. Lalu 69, dan menjadi 75, lalu 86, meningkat menjadi 95, dan 110!! “Oh my! Jangan Dad! Jangan ngebut!” teriak Mom. “Dad, jangan ngebut, please…” kata Claudine.
Tiba-tiba…..
Tunngu sambungannya sabtu depan!

Sunday, February 20, 2011

Fell of the Bed [Dasha's first blog entry]

I’m going to sleepover at my Grandmother’s house. It’s going to be fun there, I think so. I have a lot of cousion’s there. There is Haritsah, Hanzolah, Zahrah, Hamzah, Kayyisa and Kanza, and don’t forget My little sister, Aqila. ”Dasha, Aqila be good there! Be good to Jaddati,Okay!” said Amie. “Okay!” my replied.
“Kak dasha! Main, yok! ” said Haritsah in Indonesian. “Ya udah, Ayok!’” I said. After a couple of days, I woke up in the morning. Then I started to act, ”Daddi..atut atuuuhh..atuuuttt...daddii..atut atuuuhh....” Jaddi just kept quite and still busy at his stuff. Agin I joked, ”Daddi..atut atuuuhh..atuuuttt...daddii..atut atuuuhh....” Haritsah commented, “Nanti, jatoh betolan baru tau.”

I start again. I was acting like I almost fall off the bed, ...

and ....

BRUUUUKK!!

I fall off the bed!!

I will [not] remember this always

Harvest oh harvest


One evening in February, right after school, we decided to have fun at the paddy field just behind our house. Precious paddy field that surround our house until the un-known future.

While it is still with us, we might as well enjoy its golden smile...

Saturday, February 19, 2011

Kamera Di Gudang Tua - Part 1

Claudine, Mandy, Pat(Patricia), dan Darrell sedang berjalan-jalan. Si Pat lagi iseng isengnya, nih. Dia mengajak Mandy dan Darrell ke rumah no. 13. Semua anak-anak takut kalau pergi kesana. Katanya dulu ada ilmuwan gila tinggal disitu. “Ayo! Aku setuju! Pasti ada,…” kata kata Mandy terputus. “RAMUAN TUA ANEH!!!!! KATAK KERING!!!*itu dapetnya dari buku ‘smurf’ yang sering aku baca* AND BAJU ILMUWAN!!!!” teriak Darrell yang sangat bersemangat.

“Ak..ak..aku mau pulang saja, deh…” kata Claudine. “Oh, iya. Ilmuwan kan suka foto foto benda yang ditemukannya. Pasti ada kamera…,” ujar Pat. “Ya udah, deh. Aku ikut.” Kata Claudine pelan. Soalnya, dia suka mengoleksi berbagai jenis kamera. Tapi, kameranya yang sekarang tidak bagus. Orang yang difotonya selalu seperti memiliki bintik merah dimatanya. Jadi, Claudine ikut, untuk menemukan kamera yang lebih bagus. Tapi, yang paling ia inginkan adalah kamera DSLR. Itu, lho. Kamera yang lensanya panjang dan biasa dipakai ‘National Geographic’.

Sesampainya di rumah ilmuwan gila, mereka segera masuk. Pat langsung mau ke ‘basement’ atau ruang bawah tanah. Pat mengerjai kawan kawannya. “TOLOOONG!! TOLONG TEMAN-TEMAN!! AKU DIT…” kata kata Pat terputus. Ia memang jago acting, karena, disekolah ia mengambil ekskul teater. Jadi ia bisa beracting kapanpun ia mau. “T..tt..tuuhh kkkaaann… bb…bbbb..be….narr..” kata Claudine. “Benar? Benar apanya?” Tanya Mandy sok bloon. “MENDING KITA GAK USAH KESINI!!” kata Claudine marah. “Ya, udah. Kita ke basement aja!” usul Darrell. “Hiks… Hiks… Hiks… Yuk…” tangis Claudine dan Mandy. Mereka sangat takut.

“NYAHAHAHAHAHAHAHA!!!” tawa Pat. “Kalian tertipu!!” teriak Pat girang. “BUGH!!” sebuah pukulan mengenai pipi Pat. “ADHOIIIII!!!!” teriak Pat sekencang kencangnya. “Hey! Aku mendapatkan kamera tuanya!” seru Claudine tiba tiba menunjuk lemari kayu yang pinggir pinggirnya geropos. “Mana? Mana? Mana?” tanya Darrell, Mandy, dan Pat. “Itu! Disitu!” jawab Claudine. “Woi! Pulang, yuk! Udah jam 5, nih!!” teriak Darrell. “Ya, udah. Yuk!” kami setuju.

Sesampainya di rumah, Claudine langsung mengambil gambar dengan kamera temuannya.

Ternyata…

Tunggu sambungan ceritanya sabtu depan ya!!